Histats
Detail Soal
  • Buku Sejarah Indonesia
  • Kelas X SMA / MA / SMK / MAK
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi Revisi 2016, Kurikulum 2013
  • Bab 1 : Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia
  • Bagian E. Corak kehidupan Masyarakat Masa Praaksara
  • Uji Kompetensi Bab 1 Bagian E Halaman 53

Kunci Jawaban Sejarah Indonesia SMA Kelas X: Uji Kompetensi Bab 1 Bagian E Halaman 53 - Edisi Revisi 2016 Kurikulum 2013


1. Pembukaan lahan yang dilakukan oleh nenek moyang kita dengan penebangan pohon sebenarnya termasuk kearifan lokal yang perlu dijadikan pelajaran. Bagaimana pendapat dan sikap kamu tentang pernyataan tersebut? Bagaimana pula pendapat kamu tentang aktivitas pembukaan lahan dengan membakar hutan seperti yang dilakukan sekarang ini?


Pembukaan lahan baik dengan menebang pohon maupun dengan membakar hutan memang sudah dilakukan sejak dulu. Kearifan lokal ini sebenarnya dapat dijadikan pelajaran bagi kita dan manusia selanjutnya. Hal ini dikarenakan pembukaan lahan dengan menebang pohon aman untuk dilakukan, asal masih menjaga keutuhan ekosistem di lahan tersebut. Dengan kata lain, kita dapat menanami pohon pengganti sebagai tempat tinggal hewan-hewan di ekosistem tersebut.

Tetapi, pembukaan lahan dengan melakukan pembakaran hutan dapat berdampak buruk bagi semua ekosistem, termasuk bagi manusia itu sendiri. Pembakaran hutan dapat menimbulkan kebakaran hutan, polusi udara, banyaknya hewan dan tumbuhan yang mati, menghilangkan habitat asli makhluk hidup yang tinggal di situ, hingga menyebabkan kematian bagi manusia.

2. Buatlah analisis tentang hubungan antara pola tempat tinggal dengan bercocok tanam!


Terdapat hubungan antara pola tempat tinggal dengan bercocok tanam pada masa manusia purba. Pada umumnya, manusia purba bertahan hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan, sehingga apabila pasokan makanan di wilayah tempat tinggalnya sudah berkurang, maka ia akan berpindah ke tempat lain yang pasokan makanannya masih banyak. Hal ini mengakibatkan pola tempat tinggalnya tergolong nomaden.

Setelah bercocok tanam mulai dikembangkan, manusia mulai membuka lahan untuk melakukan kegiatan bertani guna mencukupi kebutuhan makanan selain dari kegiatan berburu. Teknik bercocok tanam dapat mencukupi kebutuhan makanan manusia dalma jangka waktu panjang karena tanaman dapat ditanam terus, berbeda dengan teknik berburu yang dapat menghabiskan pasokan makanan berupa hewan di wilayah tersebut. Sehingga, setelah bercocok tanam mulai dikembangkan, manusia cenderung hidup menetap.

3. Coba kamu identifikasi alat-alat bercocok tanam pada periode tersebut! Berikan nama alat, fungsi, dan gambar!


Contoh-contoh alat bercocok tanam yang digunakan oleh manusia purba antara lain sebagai berikut.

1. Gerabah


Fungsi dari gerabah adalah untuk menyimpan air, cadangan makanan, atau bahan-bahan pertanian.

2. Kapak persegi


Beliung atau kapak persegi bertujuan untuk memotong kayu, pohon, atau bahan-bahan pertanian yang keras dan sulit untuk dipotong menggunakan tangan kosong.

3. Kapak lonjong


Kapak lonjong berfungsi untuk mengolah dan menggemburkan tanah dengan cara menancap-nancapkannya ke tanah.

4. Mengapa manusia purba itu banyak yang tinggal di tepi sungai?


Alasan manusia purba banyak yang tinggal di tepi sungai dikarenakan keberadaan sumber air dapat memberikan berbagai macam manfaat, seperti sebagai sumber minum, mengundang berbagai macam hewan dan tumbuhan hidup, pengairan pertanian, dan sebagainya.

5. Jelaskan pola kehidupan nomaden manusia purba!


Nomaden merupakan suatu pola kehidupan yang berpindah-pindah. Sebelum memasuki masa bercocok tanam, manusia purba memiliki pola kehidupan yang nomaden. Hal ini dikarenakan untuk mencukupi kebutuhan makanannya, manusia purba melakukan kegiatna mengumpulkan dan berburu makanan. Apabila pasokan makanan di wilayah tersebut sudah habis, maka mau tidak mau mereka harus berpindah ke tempat lain yang pasokan makanannya masih banyak.

6. Manusia purba juga memasuki fase bertempat tinggal sementara, misalnya di gua, mengapa demikian?


Manusia purba juga memasuki fase bertempat tinggal sementara, misalnya di gua, dikarenakan gua merupakan tempat tinggal yang cocok dan bagus untuk berlindung dari cuaca ekstrim serta serangan hewan buas. Manusia purba juga tidak perlu bersusah payah untuk membangun tempat tinggal atau tempat perlindungan diri yang kompleks apabila bertempat tinggal di gua.

7. Apa kira-kira alasan bagi manusia purba memilih tinggal di tepi pantai?


Terdapat beberapa alasan yang membuat manusia purba lebih memilih untuk tinggal di tepi pantai, seperti banyaknya gua-gua yang terletak di dekat pantai. Gua ini mampu menjadi tempat tinggal sementara bagi para manusia purba. Selain itu, pantai juga menyediakan sumber air yang tidak terbatas, mengingat air merupakan kebutuhan utama yang wajib dipenuhi untuk melangsungkan kehidupan. Terakhir, pantai juga memiliki pasokan makanan yang cukup melimpah, seperti banyaknya kerang, kepiting, dan ikan-ikan laut yang jumlahnya tidak terbatas.

8. Jelaskan kaitan antara manusia yang sudah bertempat tinggal tetap dengan adanya sistem kepercayaan!


Ketika masa praaksara berakhir, perkembangan kehidupan manusia menjadi jauh lebih cepat. Manusia cenderung hidup menetap sambil melakukan kegiatan bertani atau bercocok tanam. Perkembangan ini juga terjadi pada pola pikir manusia tersebut. Sebelumnya, manusia cenderung memiliki kepercayaan bahwa nenek moyang mereka hidup di alam lain dan harus mereka agungkan. Karena mereka mulai hidup menetap, maka muncullah kepercayaan animisme dan dinamisme, seperti memberi sesajen kepada laut, memberi penghormatan kepada gua, membangun makam nenek moyang mereka dengan megah, dan sebagainya.

9. Adakah hubungan antara sistem kepercayaan masyarakat dengan pola mata pencaharian? Jelaskan!


Terdapat hubungan yang cukup erat antara sistem kepercayaan masyarakat dengan pola mata pencaharian. Hal ini dikarenakan biasanya, terdapat beberapa pekerjaan yang dilarang oleh kepercayaannya. Sedangkan bagi pekerjaan yang boleh dilakukan, maka sistem kepercayaan akan mengatur apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan di dalam pekerjaan tersebut. Selain itu, pengaruh lainnya dari sistem kepercayaan dengan pola mata pencaharian adalah semakin banyaknya mata pencaharian, semakin bertambah juga ritual-ritual sedekah atau sesajen, seperti sedekah kepada laut, sedekah kepada gua, sedekah kepada pohon, dan sebagainya.

10. Buatlah sebuah proyek belajar dengan melakukan penelitian tentang tradisi megalitik dan kepercayaan animisme yang sekarang masih tersisa di daerah kamu.


Salah satu tradisi megalitik dan kepercayaan animisme yang masih bertahan hingga saat ini di Indonesia adalah penggunaan dolmen atau meja batu yang berfungsi untuk tempat persembahan kepada roh nenek moyang yang masih dilakukan di Pulau Seram, Maluku.