Pendahuluan & Latar Belakang
A. Fungsi & Keuntungan Menggunakan Alat dan Mesin Tanam
- Membuka alur atau lubang untuk biji/benih pada lahan
- Mengatur kedalaman lubang dan tanaman
- Menjatuhkan biji/benih secara tepat dengan perhitungan jarak dan jumlah yang telah direncanakan
- Menutup kembali alur atau lubang untuk biji/benih pada lahan
- Modernisasi di bidang pertanian
- Mengurangi biaya yang diperlukan untuk proses penanaman
- Proses penanaman menjadi lebih efisien
- Meningkatkan keuntungan para petani
- Mengurangi kerugian akibat kesalahan dalam prediksi biji yang diperlukan pada proses penanaman
B. Jenis Alat Tanam Berdasarkan Sumber Tenaga Penggerak
- Sumber Tenaga Manusia
- Alat penanam tradisional. Alat penanam tradisional sering ditemui dalam bentuk tugal. Tugal merupakan alat tanam sederhana yang bisa digerakkan menggunakan tangan dan bagus digunakan untuk menanam benih dengan jarak tanam yang lebar.
- Alat tanam semi mekanis. Alat tanam semi mekanis sering ditemui dalam bentuk alat tanam padi lebar tipe drum. Alat tanam ini dijalankan dengan manusia.
- Sumber Tenaga Hewan
- Alat tanam dengan sumber tenaga hewan dapat menggunakan hewan sebagai penggerak alatnya. Hewan yang digunakan harus kuat, sehat, dan memiliki tenaga yang cukup besar agar dapat menggerakkan alat, seperti sapi, kuda, kerbau, dan sebagainya.
- Sumber Tenaga Traktor
- Alat penanam sistem baris lebar, yaitu alat yang dibuat untuk menempatkan benih di dalam tanah dengan jarak baris tanam yang lebar.
- Alat penanaman sistem baris sempit, yaitu alat yang dibuat untuk menempatkan benih di dalam tanah dengan jarak baris tanam yang sempit.
- Alat penanaman sistem sebar, yaitu cara penanaman yang paling sederhana tetapi jauh lebih teliti dibandingkan dengan menggunakan tangan.
C. Tujuan Identifikasi & Kalibrasi Alat Tanam
- Memperkenalkan alat dan mesin tanam
- Mengetahui macam-macam dan karakteristik dari tiap alat tanam
- Mengetahui bagian-bagian yang ada di alat tanam beserta fungsinya
- Menghitung jumlah biji/benih yang diperlukan untuk penanaman pada suatu lahan
- Menghitung efisiensi dari alat tanam
D. Hubungan Jarak Tanam dan Pertumbuhan Tanaman
Macam-macam, Karakteristik, & Bagian-bagian dari Alat Tanam
1. Seed Table
A. Bagian-bagian Seed Table
- Roller
- Pulley
- V-Belt
- Hopper Pasir
- Hopper Biji & Benih
- Metering Device ada yang besar dan kecil, yang digunakan yang kecil.
- Keran Pembuka
- Mulut Mekanis Pasir
- Mulut Mekanis Biji & Benih
- Box Controller mengontrol kecepatan alat
- Konveyor (panjang)
- Bak penampung penampung pasir dan benih di ujung konveyor
B. Prosedur Pengoperasian & Cara Kerja Seed Table
- Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
- Pengukuran massa biji bahan yang digunakan (kg)
- Pengaturan control panel dan Seed Table
- Bahan yang telah disiapkan dimasukkan kedalam Hopper pada Seed Table
- Pasang metering device sesuai kebutuhan
- Atur katup pengeluaran (keran pembuka) dari pasir untuk menentukan besar kecilnya keluaran pasir
- Seed Table dinyalakan
- Diukur waktu yang diperlukan biji untuk sampai pada ujung Seed Table (t)
- Diukur jarak antar biji yang jatuh pada konveyor Seed Table
- Dihitung jumlah biji yang jatuh pada setiap titik pada konveyor Seed Table
2. Rotary Job Planter
Rotary Job Planter merupakan sebuah alat penanam biji. Prinsip kerja dari Rotary Job Planter ialah alat ini akan membuat lubang tanam pada tanah, kemudian menjatuhkan biji, lalu menutup kembali lubang tersebut dengan tanah.
A. Bagian-bagian Rotary Job Planter & Fungsinya
- Handle : Tempat memegang dan mengontrol arah gerak alat
- Roda : Memudahkan mobilisasi alat
- Hopper : Tempat atau wadah dari biji yang akan ditanam
- Metering device : Mengatur jumlah benih yang akan disalurkan ke tanah dalam jumlah tertentu
- Tabung penyalur : Menyalurkan benih dari metering device ke pembuat alur
- Pembuat alur (furrow opener) : Membuat alur penanaman dan lubang pada tanah atau lahan
- Penutup alur (seed covering device) : Menutup alur dengan tanah kembali setelah biji ditanam
B. Prosedur Pengoperasian & Cara Kerja Rotary Job Planter
- Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
- Pengukuran massa biji bahan yang digunakan (kg)
- Bahan yang telah disiapkan dimasukkan kedalam hopper alat
- Pegang Handle alat kemudian dorong alat kedepan dengan kecepatan konstant
- Diukur jarak antar biji yang jatuh pada tanah
- Dihitung jumlah biji yang jatuh pada setiap titik
3. Transplanter
Transplanter atau biasa disebut juga sebagai mesin penanam padi adalah salah satu alat untuk menanam padi yang masih jarang digunakan oleh para petani Indonesia. Menurut cara pengoperasiannya, prinsip kerja dari alat tanam transplanter dapat terbagi menjadi dua, yaitu tipe operator berjalan dan tipe operator mengendarai. Tipe operator berjalan adalah prinsip kerja dari alat tanam dimana operator mesin ikut berjalan di belakang mesin transplanter secara perlahan dan menggerakkan mesin. Sedangkan tipe operator mengendarai adalah prinsip kerja dimana operator tidak berjalan di belakang mesin, melainkan dia mengendarai mesin tanam seperti sebuah kendaraan.
A. Tipe Transplanter Jarwo dan non-Jarwo (Jajar Legowo)
B. Kelebihan dan Kekurangan Transplanter
C. Bagian-bagian Transplanter dan Fungsinya
- Tangki Bahan Bakar : tempat bahan bakar
- Penunjuk Arah : membantu memastikan jalan lurus
- Pelampung : jalannya transplanter
- Roda : membantu alat untuk berjalan
- Rak : meletakkan benih / tray tanam
- Tempat bibit : meletakkan padi ke lengan tanam untuk tertancap ke lahan
- Lengan tanam : mengambil bibit padi yang telah disiapkan di lahan, kemudian diambil lengan tanam yang nantinya ditancapkan ke lahan
- Tuas gas : mengatur besar kecilnya gas
- Kopling utama : memutus dan mentransmisikan daya
- Choke : Membantu proses penyalaan mesin (ditarik)
- Power on/off dan lampu : kontrol nyala mati mesin dan menyalakan lampu
- Tuas hidrolik : menaikkan dan menurunkan mesin transplanter (pelampung)
- Tuas / Kopling penanam : menyalakan lengan tanam
- Tuas pemindah : pengoperasian dari transplanter (bawah: jalan mundur, tengah : operasi lapangan, atas : darat)
- Tuas kedalaman : mengatur kedalaman tanam
- Tuas kuantitas : dikit abnyaknya pengambilan bibit oleh lengan tanam
- Tuas starter : menyalakan mesin transplanter
- Handle kopling : membantu transplanter pada saat akan berbelok
D. Prosedur Pengoperasian & Cara Kerja Transplanter
- Putar on/off ke on (nyala)
- Tarik choke untuk memudahkan penyalaan mesin
- Tarik tuas starter agar mesin dapat menyala
- Setelah mesin menyala, pindahkan tuas penanam sesuai kebutuhan
- Pindahkan tuas pemindah ke opsi darat untuk perjalanan menuju lahan atau opsi operasi lapang untuk lahan sawah
- Tekan kopling utama
- Pindahkan tuas utama untuk menggerakkan mesin
- Lepas kopling perlahan untuk mengoperasikan transplanter
Perhitungan Kerja Alat Tanam
1. Efisiensi Kinerja
A. Kecepatan Maju Alat Tanam (v)
- V = Kecepatan maju alat tanam (m/s)
- S = Panjang konveyor (m)
- ˉt = waktu tempuh rata-rata biji pada Seed Table (s)
B. Jarak konveyor dalam 1 menit (sC)
- sC = jarak (m) tempuh konveyor selama 1 menit
- V = kecepatan maju alat tanam (m/s)
C. Putaran Roda Alat Tanam (PRT)
- PRT = putaran roda alat tanam teoritis (m)
- sC = jarak tempuh konveyor selama 1 menit (m)
- K = keliling roda penggerak (m)
D. Putaran Roda Alat tanam aktual
- PRA = putaran roda alat tanam aktual (m)
- ˉt = waktu tempuh rata-rata biji pada seed table (s)
- ˉr = rataan putaran roda penggerak
E. Efisiensi
- Ef = Efisiensi alat tanam (%)
- PRA = Putaran roda alat tanam aktual (m)
- PRT = putaran roda alat tanam teoritis (m)
F. Kapasitas Kerja Efektif (KKE)
- KKE = Kapasitas Kerja Efektif (m2/s)
- LK = Rencana jarak antar alur tanam (m)
- V = Kecepatan maju alat tanam (m/s)
- Ef = Efisiensi alat tanam (%)
2. Kebutuhan Biji
A. Jarak rata-rata antar lubang (x)
- x = jarak rata-rata antar lubang (m)
- X1 = jarak rata-rata antar lubang pada ulangan 1 (m)
- X2 = jarak rata-rata antar lubang pada ulangan 2 (m)
B. Jumlah biji rata-rata per lubang (g)
- g = jumlah rata-rata per lubang
- G1 = rataan biji per lubang pada ulangan 1 (biji)
- G1 = rataan biji per lubang pada ulangan 2 (biji)
C. Jumlah lubang per meter alur (h)
- h = jumlah lubang per meter alur (lubang)
- s = panjang conveyor (m)
- x = jarak rata-rata antar lubang (m)
D. Panjang alur lahan total (Rtot)
- Rtot = panjang alur lahan total (m)
- l = lebar lahan (m)
- p = panjang lahan (m)
- LK = rencana jarak antar alur tanam (m)
E. Jumlah lubang total (Htot)
- Htot = jumlah lubang total (lubang)
- h = jumlah lubang per meter alur (lubang)
- Rtot = panjang alur lahan total (m)
F. Kebutuhan biji total (Gtot)
- G_{tot} = kebutuhan biji total (biji)
- G = jumlah biji rata-rata per lubang (biji)
- H_{tot} = jumlah lubang total (lubang)
H. Kebutuhan massa biji total (Mtot)
- Mtot = kebutuhan massa biji total (kg)
- Gtot = kebutuhan biji total (biji)
- M = massa per 100 biji (kg)