Histats
Detail Soal
  • Buku Sejarah Indonesia
  • Kelas X SMA / MA / SMK / MAK
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi Revisi 2016, Kurikulum 2013
  • Bab 2 : Pedagang, Penguasa dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu-Buddha)
  • Bagian B. Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha
  • No. 1 Kerajaan Kutai
  • Uji Kompetensi Bab 2 Bagian B No. 1 Halaman 89

Kunci Jawaban Sejarah Indonesia SMA Kelas X: Uji Kompetensi Bab 2 Bagian B No. 1 Kerajaan Kutai Halaman 89 - Edisi Revisi 2016 Kurikulum 2013


1. Bila benar Kudungga adalah penduduk pribumi, bagaimana agama Hindu dapat masuk di Kerajaan Kutai? Hubungkanlah jawabanmu dengan teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu di Nusantara.


Apabila dihubungkan dengan teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu di Nusantara, maka teori yang paling sesuai adalah teori Brahmana. Hal ini dikarenakan para Brahmana ini memiliki kekuatan magis yang membuat Kudungga kagum sehingga mereka diangkat menjadi seorang penasehat di kerjaannya. Alhasil, para kaum Brahmana tersebut mampu mengajak raja Kudungga untuk memeluk agama Hindu.

Hal ini dapat dilihat dari penamaan anak-anak dari raja Kudungga yang kental dengan nama-nama Hindu, seperti anaknya yang bernama Aswawarman dan cucunya yang bernama Mulawarman.

Teori-teori lain seperti teori yang menyebutkan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia melalui perdagangan kurang cocok untuk diterapkan di kasus ini dikarenakan penyebaran agama Hindu melalui perdagangan cenderung kepada masyarakat kalangan menengah kebawah, bukan kepada raja-raja dan masyarakat kalangan atas atau bangsawan.

2. Bacalah dengan cermat keterangan di yupa itu. Bila isi yupa itu diartikan secara harfiah, Raja Mulawarman memberikan hadiah sapi sebanyak 20.000 ekor kepada para brahmana, artinya pada abad ke-5 telah ada suatu peternakan yang sangat maju. Permasalahan yang muncul adalah benarkah pada saat itu peternakan sudah begitu majunya, sehingga dengan mudah memberikan 20.000 ekor sapi. Diskusikan dengan teman-teman sekelas kamu!


Peternakan yang begitu maju bisa saja sudah dimiliki oleh Kerajaan Kutai pada masa itu sehingga dapat menyumbangkan 20.000 ekor sapi dengan mudah. Hal ini justru menjadi tanda bahwa saaat itu merupakan masa keemasan atau kejayaan Kerajaan Kutai sehingga memiliki perokonomian dan peternakan yang begitu maju.

Namun, menurut pendapat beberapa pakar lain seperti Edhie Wurjantoro, seorang dosen arkeologi dari Universitas Indonesia, ia memaknai "20.000 ekor sapi" pada yupa tersebut hanya sebagai simbol saja. Bisa saja jumlah sapi yang sebenarnya jauh lebih sedikit dari jumlah tersebut. Hal ini juga didasarkan dari kemampuan pekerja, jumlah pengembala, serta ketersediaan logistik dan akomodasi yang tidak memungkinkan untuk memperoleh sapi sebanyak 20.000 di masa itu.

Namun, berapapun jumlah sapi yang diberikan oleh Raja Mulawarman pada saat itu, perekonomian kerajaan bisa dianggap sudah maju dan pada masa emasnya dikarenakan mampu menyediakan ternak dalam jumlah yang sangat besar.